TUDEPOIN.COM – Lebih dari 1.000 orang dilaporkan meninggal akibat panas ekstrem selama ibadah haji tahun ini. Dari jumlah tersebut, 630 di antaranya adalah jamaah yang tidak memiliki dokumen resmi di Arab Saudi. Negara ini mengeluarkan visa haji berdasarkan sistem kuota per negara.
Pada tanggal 20 Mei, Kabinet Mesir mengumumkan pembentukan unit manajemen krisis untuk menyelidiki kematian yang terjadi selama ibadah haji. Mereka mengkonfirmasi bahwa 28 orang dari kelompok yang terdiri dari 50.752 jamaah resmi Mesir telah meninggal dunia.
Sepuluh negara telah melaporkan total 1.081 kematian selama ibadah haji tahun ini. Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu.
Para jamaah menggunakan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari yang terik. Otoritas Arab Saudi telah memperingatkan para jamaah untuk minum air yang cukup dan menghindari keluar rumah pada jam-jam terpanas, yaitu antara pukul 11.00 hingga 15.00.
Penyebab Lain Kematian Selama Haji
Selain panas ekstrem, berbagai insiden lain seperti terinjak-injak, kebakaran tenda, dan kecelakaan lainnya telah menyebabkan ribuan kematian selama 30 tahun terakhir. Pada musim haji tahun 2023, sekitar 240 orang diperkirakan meninggal dunia.
Dampak Panas Ekstrem di Seluruh Dunia
Tidak hanya Arab Saudi yang mengalami panas ekstrem, suhu tinggi juga melanda kota-kota di empat benua. Menurut Observatorium Bumi milik Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), negara-negara di sekitar Mediterania mengalami cuaca panas yang ekstrem. Kebakaran hutan terjadi di Portugal dan Yunani serta sepanjang pantai Afrika Utara di Aljazair.
Di Serbia, para ahli meteorologi memperkirakan suhu akan mencapai sekitar 40°C minggu ini akibat angin dari Afrika Utara yang mendorong udara panas melintasi Balkan. Layanan darurat di ibu kota Beograd melaporkan bahwa para dokter dipanggil 109 kali dalam semalam untuk merawat orang-orang dengan penyakit kronis, termasuk masalah jantung.
Di Amerika Serikat, pusat pendingin dibuka untuk pertama kalinya tahun ini di New York City. Di beberapa bagian Arizona, termasuk Phoenix, suhu diperkirakan mencapai 45,5°C pada tanggal 20 Juni.
Di India, ibu kota New Delhi mencatat malam terpanas dalam setidaknya 55 tahun pada tanggal 19 Juni, dengan Observatorium Safdarjung melaporkan suhu 35,2°C pada pukul 1 pagi.
Menurut badan pemantau perubahan iklim Uni Eropa, 12 bulan terakhir mencatat rekor sebagai periode terpanas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Cuaca panas yang ekstrem ini memberikan tantangan besar bagi masyarakat di seluruh dunia, termasuk mereka yang menjalankan ibadah haji.