Kisah Misteri Ratu Crypto: Apa yang Terjadi pada Ruja Ignatova?

TUDEPOIN.COM - Sejak menghilang pada 2017, nasib Ruja Ignatova, juga dikenal sebagai "ratu crypto", menjadi topik pembicaraan yang tak pernah lekang oleh waktu.

Baru-baru ini, sebuah dokumen polisi yang dibagikan oleh organisasi investigasi BIRD (Biro Pelaporan dan Data Investigasi) kembali menimbulkan desas-desus bahwa Ignatova dibunuh pada kapal pesiar pada November 2018.

Meskipun banyak rumor yang mengklaim bahwa Ruja Ignatova dibunuh atas perintah pemimpin geng kulit hitam Bulgaria, dokumen tersebut masih dianggap sebagai skenario "hipotetis" oleh Atanas Tchobanov, jurnalis BIRD.

Baca Juga: Nokia G22: Smartphone yang Fokus pada Keberlanjutan dan Kemampuan Penggantian Komponen

Sumber yang dekat dengan keluarga Ruja Ignatova juga mengklaim bahwa Ignatova masih hidup dan bahkan menjual properti senilai $13 juta pada Januari tahun ini.

Namun, tak dapat disangkal bahwa Ignatova adalah dalang skema penipuan terkait proyek cryptocurrency OneCoin.

Sebagai salah satu pendirinya, Ignatova berhasil menipu investor hingga miliaran dolar. Ignatova mengklaim bahwa OneCoin adalah mata uang digital paling kuat di dunia, bahkan melebihi Bitcoin. Klaim tersebut berhasil menarik minat banyak orang untuk berinvestasi dalam OneCoin.

Baca Juga: Rapper BE'O Dituduh Plagiarisme dan Menyalahgunakan Kekuasaan

Namun, pada 2017 Ignatova tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Sejak saat itu, banyak rumor yang beredar mengenai keberadaan Ignatova.

Dalam gugatan tahun 2021 di Dubai (UEA), Ruja Ignatova dituduh memegang 230.000 Bitcoin yang diberikan oleh Sheikh Saoud, seorang anggota emirat Arab.

Pada Juli 2022, Biro Investigasi Federal AS (FBI) menempatkan Ignatova sebagai salah satu buronan paling dicari.

Agensi tersebut menawarkan hadiah senilai $100.000 untuk informasi yang dapat membantu penangkapannya.

Baca Juga: Ekspresi Maguire usai Manchester United Kalahkan Barcelona

Sementara itu, Sebastian Greenwood, kaki tangan Ignatova, telah ditangkap pada Juli 2018 di Thailand dan diekstradisi ke AS.