Mitos atau Fakta : Jangan Berhutang untuk Resepsi Pernikahan!

Mitos atau Fakta : Jangan Berhutang untuk Resepsi Pernikahan!
Mitos atau Fakta : Jangan Berhutang untuk Resepsi Pernikahan!

TUDEPOIN.COM – Melangsungkan pesta pernikahan untuk beberapa orang ialah satu kewajiban. Bahkan juga tidaklah aneh, beberapa orang rela berutang untuk dapat melangsungkan pesta pernikahan yang semarak dan besar.

Benar-benar dimengerti, melangsungkan pesta pernikahan yang semarak menjadi kebanggaan dari ke-2 orang-tua mempelai. Juga bisa hajatan yang semarak jadi lambang status sosial seorang.

Tetapi, pantaskah bila untuk melangsungkan acara pesta pernikahan itu sampai harus berutang?

Seperti diambil dari Vemale, situs Bridestory di tahun 2017 melangsungkan survey pada calon pengantin di Indonesia berkenaan penyiapan pernikahan dan ongkos yang dikeluarkan.

Hasil survey itu memperlihatkan, 45,3 % pasangan pengantin keluarkan dana pernikahan semakin banyak dari yang telah diperkirakan. 25,9 % pasangan pengantin melangsungkan hajatan pernikahan atas ongkos orang-tua.

Cuma sekitaran 23,1 % pasangan pengantin yang sanggup melangsungkan acara pesta pernikahan sesuai bujet yang telah dipersiapkan. Dan bekasnya yaitu 5,7 % pasangan pengantin sanggup keluarkan dana pernikahan lebih rendah dari bujet yang telah dipersiapkan.

Sudah pasti, biaya melangsungkan acara pesta pernikahan di gedung atau hotel mahal. Terutama bila jumlah tamu yang diundang lumayan banyak.

Sebagai contoh saja, di website Weddingku, harga yang ditawari untuk menggelar pesta pernikahan di Poolside – Sari Pacific Jakarta dipandang mulai Rp170 juta untuk kemampuan undangan 300 orang. Ongkos itu belum terhitung cenderamata, undangan, baju pengantin, dokumentasi, dan kepentingan pernikahan yang lain.

Haruskan Berutang?

Berutang untuk melangsungkan pernikahan dapat dimisalkan seperti peristiwa gunung es. Kelihatan sedikit yang melakukan tapi pada prakteknya beberapa orang terlilit hutang sesudah mengadakan acara pernikahan. Memang sekarang ini ada sarana yang dijajakan banyak faksi seperti bank lewat utang KTA (credit tanpa jaminan).

KTA jadi opsi tercepat untuk memperoleh dana fresh. Tetapi yang perlu diakui ialah utang seperti ini akan memperberat kehidupan pasangan sesudah acara pesta pernikahan.

Penasihat Keuangan MRE Financial Sari Insaniwati menjelaskan, seharusnya ongkos pernikahan tidak memercayakan utang, karena ada banyak keperluan dana untuk keluarga kelak yang lebih bernilai dibanding dihabiskan untuk ongkos pernikahan.

“Tidak boleh mengharap utang akan ditutupi oleh hadiah atau amplop yang diterima. Usahakan bila memang seharusnya pinjam, cari utang ke keluarga. Pikir kembali untung ruginya dalam pinjam uang. Sesudah menikah kelak permasalahan utang ini bisa menjadi beban suami istri. Janganlah sampai permasalahan hutang jadi memperburuk jalinan suami istri,” kata Sari seperti diambil dari situs Vemale.

Ia merekomendasikan acara pesta pernikahan cuma salah satunya dari beberapa hal yang perlu dipersiapkan dananya. Tidak boleh cuma terpusat pada acara pesta pernikahan yang eksklusif, samakan dengan kekuatan Anda. Mempersiapkan acara pesta yang terkesan masih tetap dapat dikerjakan dengan ongkos kurang. Gunakan jaringan persahabatan untuk memotong ongkos, contoh untuk cenderamata, kue pengantin, make up, maupun undangan.

Sisihkan untuk Biaya Pernikahan

Dana pernikahan memang seharusnya dipersiapkan dengan matang. Tanpa dana yang memenuhi, tidak mungkin dapat merealisasikan pernikahan seperti mimpi Anda. Tetapi, apa jalan keluar yang dapat dilaksanakan supaya ongkos pesta pernikahan dapat tercukupi?

Penulis buku The Ultimate Wedding Guide, Caroline Muliawan saat penyeluncuran bukunya di Kinokuniya, Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/10/2018) menjelaskan, penyiapan dana pernikahan sebetulnya dapat dilaksanakan jauh awalnya.

Khususnya faksi pria yang perlu pikirkan dan mempersiapkan lebih cepat. Penyiapan dana pernikahan bisa juga diawali saat pasangan telah putuskan akan melakukan pertunangan. Dengan status yang telah terlilit, calon pengantin akan memiliki komitmen dalam mempersiapkan dana.

Sebetulnya, lanjut Caroline, tidak ada perhitungan yang jelas berapakah dana yang perlu disisihkan tiap bulannya.

Mengapa begitu, keadaan keuangan tiap pasangan akan berbeda. Tetapi, dianya menyarankan supaya tiap orang dapat menyisihkan seperempat dari pendapatannya untuk dana pesta pernikahan. “Jika nikahnya tahun depannya, tiap calon harus sanggup menyisihkan semakin besar sekitaran 30 %,” sambungnya.***