TUDEPOIN.COM - Sebuah perusahaan pemasaran meminta Twitter untuk memberikan kompensasi hampir $400.000 atau sekitar (Rp 6 Milliar) karena tidak membayar layanan tepat waktu.
Canary Marketing, perusahaan yang berbasis di San Francisco (AS) menggugat Twitter pada 6 Januari lalu.
Penggugat meminta jejaring sosial untuk memberikan kompensasi sebesar $392.239,11 ditambah bunga atas pelanggaran kontrak, tidak membayar tepat waktu.
Baca Juga: Lirik Lagu Pergi Tak Meninggalkan dari Ekhsan, Viral di Tiktok dan Instagram
Menurut gugatan tersebut, Canary Marketing mengklaim sebagai agen pemasaran multifaset.
Dari Juni 2020 hingga Agustus 2022, Canary Marketing menyediakan layanan untuk Twitter.
Kontrak berisi ketentuan yang mengharuskan Twitter untuk membayar dalam waktu 60 hari sejak diterimanya tagihan.
Namun, mulai September 2022, biaya layanan Canary Marketing tidak lagi ditangani oleh Twitter. Pada saat pengajuan gugatan, 2 tagihan lainnya masih belum dibayar.
Baca Juga: Lirik Lagu Waktu Dan Perhatian - Rimar Callista, Viral di Tiktok
"Twitter tampaknya ingin menjelaskan bahwa MSA (perjanjian kontrak) mengesahkan pembayaran atau non-pembayaran tagihan dari Canary atas kebijakannya sendiri," kata gugatan tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Twitter dituduh tidak membayar iuran tepat waktu. Beberapa karyawan telah mengajukan tuntutan hukum terhadap perusahaan karena tidak menerima uang pesangon.
Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter akhir tahun lalu, dia telah meluncurkan kampanye PHK massal. Ini adalah bagian dari rencana untuk memotong biaya operasional.
Selain memangkas staf, jejaring sosial itu juga berencana menutup kantor kecil, hanya mempertahankan cabang besar di California, New York, dan London.
Artikel Terkait
Tagar RIPTwitter Jadi Trending Topic, Apakah Twitter akan Ditutup Elon Musk?
Apologize To Lisa Menjadi Trending di Twitter Usai Spotify Melakukan Kesalahan Penyebutan Nama
Elon Musk Akan Hapus 1,5 Miliar Akun Pengguna Twitter, Untuk Tujuan Ini
Twitter Kini Tampilkan Fitur Penayangan Pada Setiap Postingan